Kopi selalu diidentikan dengan laki-laki, para pelaku industri nya didominasi oleh para pria. Padahal bisnis ini bisa dilakoni oleh siapa saja. Kini mulai banyak pebisnis kopi wanita yang hadir meramaikan industri ini. Para pebisnis kopi wanita ini bahkan sukses memimpin dan menjadikan bisnisnya sebagai pelopor.
Michelle Sulistyo
Di tahun 2017 Michelle Sulistyo dan keempat temannya mendirikan Kopi Kulo di Cikajang dengan menu andalan favoritya Avocatto. Isinya adalah jus alpukat, espresso dan es krim yang sukses dan meledak di pasaran. Di awal berbisnis mereka hanya mampu menjual 10-20 cup perhari dengan modal awal Rp 100 juta.
Mereka kemudian mengembangkan strategi bisnis yang unik dan masuk ke platform ride hailing seperti Gojek. Bisnis ini kemudian mendapatkan pesanan hingga ratusan cup, mereka lalu mengembangkan bisnis melalui sistem kemitraan. Kini Kopi Kulo memiliki lebih dari 300 gerai di seluruh Indonesia. Rata-rata mereka menjual 250-300 cup perhari.
Sylvia Surya
Kalau Kopi Kulo mengandalkan kombinasi buah dan kopi sebagai menu andalan, makan Kopi Soe mengandalkan kue regal sebagai bahan utama. Salah satunya adalah Roegal yang terdiri dari rum sirup, fresh milk dan biskuit regal yang identik dengan rasa masa lalu membuat minum ini hype dan diikuti banyak coffee shop lainnya.
Sylvia mengungkapkan bahwa dengan mengonsumsi Kopi Soe, pelanggan bisa bernostalgia. Di awal ia dan partnernya mendirikan dua cabang di Jakarta. Dengan tema uniknya, Kopi Soe kini sudah memiliki lebih dari 150 cabang dengan mengandalkan sistem kemitraan. Kedepannya Sylvia akan memperluas cabang kopi Soe hingga ke mancanegara.
Evani Jeslyn
Wanita kelahiran Semarang ini, menjadi salah satu pebisnis kopi yang multitalenta. Dimulai dari mendirikan Strada Coffee di Semarang tahun 2012, lalu berlanjut ke First Crack Coffee di Jakarta yang menaungi coffee shop, roastery, dan sekolah kopi. Dedikasinya pun tidak main-main, demi mendapatkan biji kopi terbaik ia turun langsung ke kebun kopi untuk edukasi para petani.
Kompetensi yang ia miliki juga mumpuni, Evelyn memiliki sertifikat barista dari Specialty Coffee Association of America (SCAA) dan Specialty coffee Association of Europe. Ia juga memiliki sertifikasi Q-Grader dari SCAA. Selain itu Evelyn juga menjadi satu-satunya wakil dari Asia dalam ajang Barista & Farmer 2016 yang diselenggarakan di Sao Paulo Brazil.
Elisa Suteja
Co-Founder dan Deputy CEO Fore Coffee ini, sukses membangun Fore Coffee bersama dua temannya di 2018. Berbeda dengan coffee shop kebanyakan, Fore Coffee mengandalkan aplikasi untuk proses transaksi. Ini memungkinkan mereka untuk langsung menyiapkan minuman begitu customer mengklik tombol pesan pada aplikasi Fore coffee.
Efisiensi ini menyebabkan minuman diproses lebih cepat sehingga pelanggan tidak perlu menunggu lama. Bisnis kopi ini kemudian berkembang dengan 25 gerai di seluruh Indonesia dan 300 ribu pengguna. Dalam setiap minggunya Fore Coffee mampu memproduksi 1000 cup.
Liza Wajong
Meskipun berada di benua Amerika, rupanya Liza Wajong masih mencintai kuliner asal Indonesia terutama kopi. Bersama koleganya, ia mendirikan Nusa Coffee di Vancouver, Kanada tahun 2017 lalu. Coffee house ini menyajikan kopi dan kuliner asli Indonesia, bahkan lima persen dari penghasilan Nusa Coffee diperuntukkan untuk petani kopi Indonesia yang menjadi mitra mereka.
Salah satu produk andalannya adalah Kopi Luwak, mereka juga menyajikan biji kopi dari Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, hingga Flores. Menurut Liza, awal ia mendirikan bisnis ini adalah karena ingin mensejahterakan petani di Indonesia sekaligus melindungi lahan pertanian kopi yang kebanyakan digusur untuk kebun sawit.
Dengan keunikan masing-masing bisnis, para wanita ini tidak hanya memberikan lapangan pekerjaan pada orang banyak tetapi juga memberikan edukasi dan kontribusi pada industri kopi Indonesia. Apakah kamu selanjutnya?
Diolah dari berbagai sumber
Informasi lebih lanjut bisa menghubungi Public Relations Toffin Indonesia di email auliaharyadi@toffin.id