Di saat bisnis kedai kopi belum dilirik, 4 orang pebisnis kopi ini justru melihatnya sebagai suatu kesempatan emas untuk masuk dan menjadi pelopor. Hasilnya mereka berhasil mengembangkan konsep kedai kopi yang populer dan ditiru para pebisnis kedai kopi lainnya.
Howard Schultz
Banyak yang mengira bahwa Howard adalah pendiri Starbucks. Padahal ia membeli perusahaan tersebut dari Jerry Baldwin, Zev Siegl, dan Gordon Bowker tahun 1980an. Setelah kunjungannya ke Milan, Howard kemudian menjadikan brand ini sebagai coffee shop yang menyediakan berbagai minuman berbasis espresso.
Sejak tahun 1986 hingga 2000, ia melakukan ekspansi besar-besaran di Amerika, diawali di Seattle kemudian berkembang ke pantai utara barat Amerika. Starbucks kemudian menjadi representasi kultur kopi gelombang kedua dari Amerika. Di awal tahun 2020, Starbucks memiliki 30.000 cabang di seluruh dunia di 70 negara yang membuat ia diakui sebagai pebisnis kopi internasional
John Puckett
Siapa yang tidak kenal dengan Caribou coffee? Kedai kopi terbesar kedua di Amerika ini berdiri sejak tahun 1992 oleh pasangan John dan Kim Puckett. Mereka pertama kali mendirikan coffee shop ini di Edina, Minnesota, Amerika. Kedai kopi ini berawal dari keinginan John untuk menjadi seorang entrepreneur. Sebelumnya ia menjadi konsultan manajemen di Bain & Company dan bertugas mengembangkan ide dan strategi untuk perusahaan klien.
Di awal Caribou Coffee berdiri, John dan Istrinya harus bekerja keras mempopulerkan kedai kopi tersebut. Kim akan membagikan flyer di depan coffee shop sementara John melayani pelanggan. Ia sukses mengembangkan kedai kopi nya hingga memiliki 90 toko dengan revenue mencapai $70 juta. Di tahun 2012 Caribou Coffee kemudian dibeli oleh JAB Holdings Co. dan kini memiliki 798 cabang di seluruh dunia.
William Rosenberg
Pandai melihat peluang menjadi awal kesuksesan William Rosenberg dalam mendirikan dan menyukseskan Dunkin Donut. Berawal dari kejeliannya melihat sedikitnya pilihan pekerja saat mencari makan siang, ia kemudian mendirikan Industrial Luncheon Services yang menyediakan sandwich, kopi, donut, dan snack lainnya dalam sebuah food truck. Di tahun 1948 ia menyadari bahwa setengah penjualannya berasal dari kopi dan donat.
Ia pun kemudian mendirikan Open Kettle di Quincy Masssachusetts dan fokus menjual kopi & donat. Bisnis ini kemudian berganti nama menjadi Dunkin Donut, terinspirasi dari para customer yang senang mencelupkan donut ke kopi mereka.
Di tahun 1963 anak Rosenberg, Robert mengambil alih kepemimpinan dan mengembangkan bisnisnya melalui sistem terbaru yaitu franchise. Dari awalnya yang hanya 100 toko, ia berhasil mengembangkan hingga lebih di 1000 lokasi pada 1979. Kini Dunkin Donuts berada di lebih dari 12.000 lokasi di seluruh dunia dengan 3200 cabang internasional di 46 negara.
Di Indonesia Dunkin Donut terkenal karena donatnya padahal di Amerika, produk kopinya justru lebih populer. Itulah sebabnya di awal 2019 mereka rebranding menjadi beverage-led company dan mengganti nama menjadi Dunkin.
VG Siddharta
VG Siddharta lahir dari keluarga penanam kopi terpandang di Chikmagalur, India. Awalnya ia memulai karir sebagai banker di tahun 80an dan masuk ke pasar saham. Di tahun 1991, ia mulai masuk ke industri kopi menjadi eksportir biji kopi. di tahun 1993 perusahaannya menjadi eksportir terbesar dari India. Ia lalu tertarik masuk ke industri kedai kopi, karena melihat perkembangan industri tersebut di Barat yang cukup pesat.
Di tahun 1996 ia membuka coffee shop pertamanya, Café Coffee Day di Banglore India dengan slogan “A lot can happen over a cup of coffee”. Kedai kopi ini menyediakan kopi dengan harga terjangkau dan internet. Mereka bahkan menyediakan versi premium, untuk para pecinta kopi yang ingin mengkonsumsi kopi dengan kualitas lebih tinggi.
Café ini kemudian menjadi populer di kalangan anak muda terutama mahasiswa dan pekerja di tahun 1990 hingga 2000 an. Café Coffee Day kemudian membuka cabang internasionalnya di Vienna tahun 2005 dan di 2011 mereka sudah membuka lebih dari 1000 cabang. Saat ini, Café Coffee day sudah memiliki 1700 cabang di 200 kota termasuk Prague, Vienna dan Kuala Lumpur.
Diolah dari berbagai sumber
Informasi lebih lanjut bisa menghubungi Public Relations Toffin Indonesia di email auliaharyadi@toffin.id