Inovasi Kedai Kopi di Masa Pandemi

Barista Cewek

Di tahun 2019 hasil riset Brewing in Indonesia: Insight for Successful Coffee Shop Business menunjukan pertumbuhan kedai kopi mencapai 2.950 gerai di Agustus 2019. Naik 3 kali lipat dari 2016. Di tahun yang sama kedai kopi tumbuh antara 15-20% dan di 2020 diprediksi akan tumbuh lebih tinggi. Sayangnya, hal ini justru berhenti pertengahan 2020 akibat terpaan covid 19. Banyak kedai kopi yang akhirnya memutuskan untuk tutup secara sementara ataupun permanen.

Dilansir dari katadata, Fore menutup sebanyak 20 kedai kopinya sebagai bentuk upaya beradapatasi dengan perubahan situasi bisnis kopi. Mereka juga berupaya melakukan strategi lain seperti pengurangan biaya pemasaran, negosiasi dengan pemilik lahan, serta menunda pembayaran biaya sewa. Keadaan ini banyak dialami oleh pemain coffee shop lainnya, sehingga membuat para pemain kopi mulai mengembangkan berbagai inovasi baru, salah satunya adalah Kopi Kenangan.

Menurut Edward Tirtanata, CEO Kopi Kenangan, ada empat langkah yang mereka lakukan untuk mempertahankan bisnis di masa pandemi. Langkah awal adalah dengan mengembangkan fitur delivery di aplikasi. Kehadiran Covid 19 rupanya mengubah kebiasaan konsumen dari berkunjung ke kedai menjadi pesan-antar online. Menurutnya, pendapatan dari layanan tersebut meningkat signifikan. Kedua mereka juga mulai meningkatkan kenyamanan pelanggan dan barista melalui protokol kesehatan.

Contohnya seperti pemeriksaan suhu tubuh karyawan dan mitra pengiriman. Pembersihan secara berkala area kerja, penyegelan paket, penyediaan sarung tangan dan masker juga diterapkan. Selain itu mereka juga berinovasi dan meluncurkan berbagai variasi minuman baru.

”Kami meluncurkan Kopi Kenangan Jamu Series, bekerja sama dengan Nyonya Meneer,” Jelas Edward Tirtanata, CEO Kopi Kenangan.

Ada tiga varian minuman baru yaitu Sari Asam Splash, Kunyit Kelapa Delight, dan Jahe Jeruk Squash.

Terakhir mereka juga mulai menawarkan produk baru seperti kopi literan. Produk ini bisa dibeli melalui, ride hailing ataupun e-commerce. Strategi ini menjadi salah satu yang terpopuler dan banyak dilakukan oleh kedai kopi lainnya.

Salah satunya adalah Max Coffee, Kopitagram, Dua Coffee, hingga Starbucks. Selain di Jakarta, inovasi ini juga mulai merambah ke daerah seperti Malang. Banyak kedai kopi seperti UB Coffee yang menjual kopi kemasan botol agar lebih praktis saat dikonsumsi.

Kebanyakan kedai menyediakan minuman kopi dan non kopi berukuran 1 liter. Produk ini memiliki peran yang sangat krusial bagi para pemilik bisnis, akibat penutupan sementara hingga penurunan omset.

Di sisi lain para penggemar kopi juga tetap bisa memenuhi kebutuhan kafein mereka meskipun berada dirumah. Apalagi di masa ini, para pemilik bisnis kedai kopi juga mulai merambah penjualan online. Tidak hanya melalui platform ride hailing melainkan juga e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee.

Diolah dari berbagai sumber

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts
Kunci Sukses Kedai Kopi

6 Kunci Sukses Kedai Kopi

Kini banyak orang yang tergiur dengan bisnis kedai kopi. Selain terlihat mudah, dengan modal sederhana, potensi pasarnya juga…
Read More